Its Me

SELAMAT DATANG...
SEMOGA DENGAN MEMBUKA BLOG INI DIHARAPKAN ADA MANFAAT BAGI DIRI ANDA ^_^

Jumat, 07 Desember 2007

pentingnya phitochemical

phitochemical adalah zat non gizi dalam makanan. phitochemical penting dalam proses detoksifikasi dapat ditemukan pada:
Padi utuh ,Asam fitik
Melindungi dari kanker perut, kanker ovarium, kanker payudara, dan kanker prostat.
Tunas brokoli dan seledri air
Sulforafan, D glukarat, ditiolethion, indol,dan isotiosianat.
Melindungi dari kanker paru, kanker perut, kanker kerongkongan.
Bawang putih dan bawang bombay,Organosulfid
Melindungi dari penyakit kardiovaskuler dengan meningkatkan kerja detox secara keseluruhan
Kenari dan almond,D glukarat, flavonoid
Mencegah dari penyakit kardiovaskuler dan kanker dengan cara menarik anti oksidan dan meningkatkan efektivitas detoksifikasi xenobiotik
Coklat
asam oleat
Mencegah penyakit diabetes, obesitas dan kardiovaskuler.
Teh dan kopi
Fenolik dan flavonoid
Menurunkan resiko kanker kolon

DIETARY FIBER

DIETARY FIBER
Makanan Berserat

Definisi fiber
· Merupakan komponen makanan yang penting namun bukanlah suatu yang esensial.
· Penting karena tidak dapat dicerna oleh usus halus dan dicerna secara fermentasi oleh bakteri (mikroflora)
· Definisi secara umum adalah plant material not digested by mammalian enzymes.
· Chemical definition. Semuanya adalah kompleks KH kecuali lignin (a polifenol).
· Botanical definition. Lokasi fiber pada tumbuhan dan klasifikasi fungsinya pada tumbuhan juga sangat penting. Kategori yang umum digunakan adalah selulosa, hemiselulosa, senyawa pektin, gum, musilage, alga polisakarida, dan lignin. Selulosa yang paling sering ditemukan dan merupakan bagian dari dinding sel tumbuhan dan sebagai polimer glukosa (satu-satunya fibrous fiber yang utuh).
Hemiselulosa, jenis terbanyak polisakarida yang mengandung pentosa dan heksosa. Tidak ada hubungannya dengan selulosa.
Senyawa pektin, polisakarida yang larut dalam air dan kaya dengan asam galakturonik. Gum adalah bagian utuh dari dinding sel; dikeluarkan oleh tumbuhan pada saat ada luka namun dikategorikan serat oleh karena tidak dapat diserap oleh usus mamalia.
Mucilage, sama seperti gum yaitu jenis polisakarida yang membentuk larutan yang kental (viscous). Oleh karena kemampuannya menyerap air, melindungi biji dari kekeringan.
Alga polisakarida diekstraksi dari alga dan mewakili kebanyakan group dari fiber.
Lignin, senyawa polipenol yang ditemukan tumbuhan kayu.
· Physiological definition. Berdasarkan efek fisiologis makanan berserat mula-mula dibagi atas 2 yaitu solubl1e (larut) dan insoluble (tidak larut). Akhir-akhir ini dibagi atas viscous (kental) dengan nonviscous (tidak kental), dan fermentable (dapat difermentasikan) dengan nonfermentable (tidak dapat difermentasikan).
Secara umum, struktur fiber (selulosa, lignin, dan beberapa hemiselulosa) adalah insoluble, nonviscous, dan nonfermentable. Sebaliknya, fiber yang membentuk gel (pektin, gum, mucilage, dan hemiselulosa lainnya) adalah soluble, viscous, dan fermentable. Kecuali, gum arabic yang soluble tapi tidak membentuk larutan yang viscous.
· Peran utama fiber bila dilihat fungsi bagian atas GI, adalah viskositasnya, sedangkan bila dilihat fungsi bagian bawah GI adalah daya fermentasinya. Fermentasi tergantung dari jenis fiber dan mikroflora. Fiber difermentasi menjadi asa lemak rantai pendek (utamanya asetat, propionat, dan butirat) dan gas hidrogen (H2), CO2, dan metan (CH4).

Efek fisiologi utama
· Peran fiber pada bagian atas GI dan bawah GI sangat berbeda. Disamping itu, efek fisiologi fiber sangat tergantung pada struktur kimianya.

Efek pada bagian atas GI
· Satiety. Salah satu efek syaraf yang ditimbulkan oleh makanan adalah kepuasan ini yaitu perasaan kenyang yang disebabkan oleh pembesaran lambung.
· Pengosongan lambung. Viskositas dari polisakarida dan kemampuannya membentuk gel pada lambung menyebabkan penghabatan terhadap pengosongan lambung. Dengan demikian makanan akan lebih lama dicerna dalam lambung dan lebih mudah diterima di usus halus.
· Efek penyerapan pada usus halus. Polisakarida yang membentuk gel (soluble viscous) akan menghalangi penyerapan KH, protein, dan lemak sehingga memberikan efek positif dan negatif dalam tubuh.
· Efek positif terhadap keterlambatan penyerapan. Efek positif adalah peningkatan glukosa tolerans (menjaga glukosa darah rendah) dan penurunan kadar kolesterol darah. Semakin visous fiber semakin tinggi pengaruhnya terhadap glukosa darah (sama efeknya dari makan sedikit beberapa kali dibanding makan yang banyak sekaligus). Itulah sebabnya fiber viscous direkomendasikan untuk mereka yang diabetes. Juga, termasuk efek penurunan lipid pada mereka dengan jantung koroner.
· Efek terhadap properti lipoprotein dan serum kolesterol. Belum banyak diketahui namun beberapa fiber telah dikenal mempengaruhi pembentukan VLDL di hati sedangkan lainnya digunakan dalam pembentukan kilomikron di usus. Efek ini tergantung banyaknya lemak dalam makanan dan status gizi dari orangnya. Beberapa viscous fiber menurunkan kolesterol darah seperti guar gum, pektin, psyllium, dan oat bran, juga produk kacang-kacangan. Namun sebaliknya wheat bran dan selulosa tidak mempunyai efek ini.
· Kemungkinan mekanisme dari fiber menurunkan serum kolesterol. Belum jelas namun ada beberapa hipotesis (lihat Tabel).
· Kemungkinan interference dengan penyerapa mineral. Jumlah fiber yang banyak dapat mengganggu penyerapan beberapa mineral. Oleh karena polisakarida bermuatan negatif maka dapat mengganggu kation seperti kalsium, magnesium, sodium, dan potassium. Jarang menimbulkan kasus kesehatan masyarakat namun dapat terjadi pada kasus dimana mereka mengkonsumsi serat yang tinggi dengan mineral yang rendah.

Efek pada bagian bawah GI
· Fermentasi adalah efek utama pada bagian bawah GI dimana difermentasi menjadi berbagai jumlah dan tipe asam lemak rantai pendek.
· Peran asetat, propionat, dan butirat. Asetat cepat diserap usus besar ke vena porta dan dibawa ke hati dan seterusnya memasuki pembuluh darah. Sebagai sumber energi dari sebagian besar jaringan non hepar dalam tubuh. Propionat, seperti asetat, namun sebaliknya dia digunakan oleh hati (menghambat aktifitas HMG CoA reductase). Butirat adalah energi yang disukai oleh colonosite (sel epitel yang terdapat di sepanjang kolon) dan berpengaruh pada KH dan lipid.
· Potensi larut (dilution) dari fiber dan konsekuensinya. Secara alamiah, apabila fiber sudah mengalami fermentasi, sudah tidak dapat berkontribusi terhadap massa feses.
· Fermentasi dan hubungannya dengan pH kolon. Bila fiber mengalami fermentasi dengan sendirinya pH menurun. Banyak bakteri yang sensitif pada pH seperti enzim bakteri yang membentuk asam empedu sekunder menjadi tidak aktif pada pH di bawah 6.5.
· Proliferasi, differensiasi, dan apoptosis (sel death program) sel epitel kolon. Kolon tidak mempunyai villi namun memiliki crypt dimana sel lahir dari dasar crypt ini dan pindah ke bagian atas crypt. Diferensiasi sel terjadi pada saat mencapai bagian atas crypt ini dan akhirnya mengalami penglupasan dan diekskresi melalui feces. Proses ini dapat berlangsugn 3-30 hari tergantung letaknya pada kolon. Agen pada diet yang mendukung terjadinya pembelahan sel berarti mempermudah terjadinya sel tumor, sebaliknya diet yang mendukung diferensiasi (transformasi ke tipe yang matur) dan apoptosis (program sel death), dianggap proteksi terjadinya kanker kolon.
· Bagaimana fiber mempengaruhi turnover sel epitel kolon. Fiber mempengaruhi pembelahan sel dengan melalui peningkatan atau penurunan konsentrasi dari faktor mitogenik tertentu. Bila fiber difermentasi maka dihasilkan asam lemak rantai pendek dimana bahan ini meningkatkan proliferasi sel. Namun bila ada karsinogen, ini akan meningkatkan proses terjadinya tumor. Untuk melindungi kolon maka semakin kecil fiber difermentasikan semakin baik dalam perlindungan kolon. Fiber seperti ini adalah wheat bran dan selulosa.
· Transit time dan konstipasi. Transit time makanan di lambung 2-5 jam sedangkan di usus halus 3-6 jam. Dengan adanya fiber di lambung maka memperlambat pengeluaran makanan ke usus halus sehingga ini baik pada penderita DM. Fiber di usus halus dapat menghambat penyerapan oleh karena peran pelarutan sehingga mengurangi eksposure and penyerapan zat gizi melalui sel epitel. Fiber di kolon, dapat mengurangi transit time namun tergantung bentuk fibernya: soluble atau insoluble. Bila soluble maka akan cepat difermentasi oleh bakteri. Bila insoluble maka tidak dapat difermentasi oleh bakteri sehingga membentuk massa feces (bulk). Adanya bulk ini akan menahan air sebanyak mungkin dan masa yang besar ini akan menurunkan transit time.
· Konstipasi adalah keadaan persisten dimana defekasi sulit dan jarang. Kejadian konstipasi dikemukakan meningkat sesuai dengan umur dan hal ini dapat ditangani dengan hidrasi, excersice, dan asupan fiber.

Efek fiber pada status energi keseluruhan
· Fiber yang mengalami fermentasi menghasilkan asam lemak rantai pendek yang selanjutnya diserap dan menghasilkan energi.
· Sangat sulit ditentukan jumlah energi yang dihasilkan karena tergantung dari banyak faktor, pertama, jumlah fiber yang ada dalam makanan. Kedua, harus juga diketahui bagaimana fiber tersebut diproses dimana faktor komponen lainnya dalam makanan, mikroflora, dan faktor lainnya. Ketiga, tidak semua hasil dari fermentasi fiber diserap dan dimetabolisasi.
· Sebagian energi yang dihasilkan digunakan untuk pertumbuhan bakteri, dan lainnya.
· Penelitian terakhir (1995) memberikan estimasi bahwa jumlah energi yang diberikan oleh fiber adalah 1.44kkal/g untuk nonstarct polisakarida, 2.01kkal/g untuk resistan starch dan 4.00kkal/g untuk starch.


Rekomendasi asupan fiber
· Belum ada RDA untuk fiber namun dianjurkan 10-13 g pada setiap 1000 kkal yang dikonsumsi oleh orang dewasa. Ini sama dengan 24g per hari untuk 2000 kkal atau 30g untuk 2500 kkal. Konsentrasi fiber pada diet harus meningkat seiring dengan pertambahan umur oleh karena penurunan kebutuhan energi.
· Anak di atas 2 tahun dianjurkan mengkonsumsi jumlah umur tambah 5 g/hari. Sampai 24-30 g per hari dikonsumsi setelah umur 20 tahun. (Amerika hanya mengkonsumsi 11 g per hari).
· Sumber fiber adalah biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran daun, dan beberapa buah. Lihat Tabel yang menunjukkan bahwa jumlah insoluble, soluble, dan total fiber sangat bervariasi pada setiap golongan makanan.
· Negara maju mengkonsumsi fiber yang lebih rendah dibanding negara berkembang sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi fiber yang lebih banyak untuk mencegah terjadinya penyakit dan mengurangi berat penyakinya.
· Masalah utama adalah menentukan jenis fiber yang dikonsumsi dan bagaimana digunakan dalam usus.
· Konsumsi purified fiber (seperti Vegeta, atau minuman berserat lainnya) tidak sama dengan fiber alami yang masih utuh oleh karena pada yang terakhir ini mengandung fitokimia yang bermanfaat

diet menuru golongan darah A dan O

Diet Menurut Golongan Darah A
Golongan darah A memiliki resiko asam lambung yang cenderung lebih rendah dari normal karena faktor tinggi-rendahnya aktifitas mikroorganisme dalam organ-organ pencernaan, dan secara penelitian digolongkan ke dalam bentuk darah dengan konsistensi kental sehingga lebih lambat beredar dan memungkinkan terjadinya penumpukan kotoran di dinding-dinding arteri. Hal ini membuat golongan darah A memegang resiko terbesar untuk penyakit-penyakit pembuluh darah seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit serius lainnya seperti kanker (lambung, usus dan hati), hati dan empedu serta anemia. Hal ini berkaitan dengan imunitas sel yang rendah sehingga cenderung juga tidak mampu mengatasi stress sebaik golongan darah yang lain.
Golongan darah A, memerlukan diet yang lebih gampang dicerna seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, telur, beberapa jenis seafood dan daging yang lebih dianjurkan seperti ikan dan ayam dalam porsi tidak banyak. Makanan-makanan tinggi protein seperti daging merah merupakan makanan yang tidak dianjurkan, dan golongan darah A juga dianjurkan untuk sering melakukan meditasi terkait dengan pengatasan stress , mengkonsumsi antioksidan serta olahraga-olahraga yang ringan, Jika diet sesuai golongan darah ini diterapkan, hasilnya adalah sistem kekebalan tubuh yang makin kuat dan dapat menghindari penyakit.
Diet Menurut Golongan Darah O
Golongan darah O sebagai golongan darah yang paling sering dijumpai memiliki masalah utama dalam hal asam lambung yang cenderung meningkat sehingga cenderung juga diserang penyakit luka lambung, radang sendi, gangguan tiroid, berbagai jenis alergi termasuk sinusitis serta penyakit jantung. Nutrisi yang dianjurkan untuk golongan ini adalah makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat.
Banyak jenis daging yang sesuai untuk golongan darah ini namun golongan darah O sebaiknya menghindari makanan dari bahan dasar tepung terigu termasuk roti-rotian, buah-buahan berkadar asam tinggi seperti berry dan juga beberapa jenis biji-bijian berikut sayur-sayuran dari golongan jamur shitake, alfalfa yang berkadar klorofil tinggi dan minyak zaitun.Anjuran untuk aktifitas dan olahraga adalah aerobik atau olahraga lain dengan intensitas tinggi, dan begitu juga untuk aktifitas juga sebaiknya cukup tinggi karena terlalu sering dan lama duduk diam sering menimbulkan banyak gangguan untuk golongan darah ini.
Beruntunglah pemilik golongan darah O yang menyukai daging-dagingan. Mereka boleh menyantap daging sebanyak-banyaknya, kecuali daging olahan. Tetapi golongan ini harus mengimbanginya dengan mengonsumsi sayur-sayuran yang banyak pula.Yang harus dihindari atau dibatasi adalah kol, brokoli, kembang kol, sawi, pokcoi, taoge, terong, jamur, dan kentang. Telur, susu, dan kacang-kacangan tak terlalu berguna lagi karena tubuh telah mendapat asupan dari sumber hewani. Juga terigu dan makan hasil olahannya tidak terlalu bermanfaat lagi. Bagi Anda yang sensistif, hindari jeruk karena berisiko keracunan usus.

diet konvensionsl

Diet Konvensional
Menurut Down Jackson, ahli gizi dari American Dietetic Association mengatakan bahwa diet sungguh dapat membantu orang menurunkan berat badan, dan sebagai tambahannya membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, risiko serangan jantung, kanker dan penyakit kronis lainnya. Ini dikarenakan diet ini kaya akan minyak ikan, serat dan antioksidan, serta kaya akan ’lemak baik’ seperti monounsaturated fat, dan rendah lemak jahat seperti trans fat atau hydrogenated oil.
Menurut Agatston berasal dari Miami Florida, untuk diet dia melihat cara tradisional menurunkan berat badan, baik dengan mengurangi makanan berlemak atau mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat seringkali tidak berhasil. la pun kemudian menciptakan diet sendiri, yang menekankan pada pengurangan konsumsi karbohidrat. Karena menurut Agatston, umumnya kelebihan berat badan disebabkan oleh konsumsi karbohidrat yang berlebihan, yang akan meningkatkan kadar gula darah. Menyarankan konsumsi protein dan lemak.
Pola Makan/ Diet Secara Konvensional
Berikut ini empat pola makan secara konvensional yang kaya rasa, kaya nutrisi, dan praktis diantaranya:
1. Fleksitarian Seperti vegetarian, fleksitarian juga menjalankan diet berbasis buah dan sayuran, tapi sesekali masih mengkonsumsi protein yang berasal dari daging tanpa lemak, unggas, dan susu. Menurut American Dietetic Association (ADA), seperempat populasi Amerika telah menjalankan pola makan ini, dengan mengkonsumsi makanan tanpa daging paling tidak empat kali seminggu.
Kelebihannya:
Pola makan ini telah direkomendasikan selama bertahun-tahun oleh banyak ahli dan peneliti gizi. Diet ini menekankan makanan yang miskin lemak jenuh tapi kaya serat. Karena itu, dibandingkan masyarakat umumnya, penganut fleksitarian bisa lebih memenuhi kebutuhan akan sayuran dan buah-buahan, plus seluruh vitamin dan mineral yang dikandungnya. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengikuti pola makan memiliki berat badan lebih rendah, juga berisiko lebih kecil terkena darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, prostat, dan kanker hati.
2. Makanan Lokal
Mereka yang mencari makanan yang lebih segar, dengan sendirinya akan mencari produk lokal. Pola makan ini menguntungkan bagi pengembangan produk petani setempat. Kelebihannya:
Karena kesegarannya, buah dan sayuran lokal dari petani setempat seringkali memiliki kadar nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan produk massal dari perkebunan komersial. Hasil pertanian seperti ini biasanya dipanen empat sampai tujuh hari sebelum dilempar kepasar, dikirim dengan kapal atau truk sebelum dijual. Para peneliti menemukan bahwa jika tidak ditangani dengan benar, hasil pertanian tersebut akan kehilangan setengah kandungan gizinya, terutama yang mudah larut dalam air seperti vitamin C.
3. Makanan Fungsional jenis makanan ini diperkaya dengan nutrisi tambahan. Contohnya jus jeruk diperkaya dengan kalsium atau susu diperkaya dengan vitamin D dan A. Karena penjualannya terus meningkat, makin banyak makanan fungsional dilempar ke pasar, seperti telur dan pasta dengan asam lemak omega , cokelat yang diperkaya dengan sterol, atau tepung terigu kaya serat dan tinggi protein.
Kelebihannya:
Makanan fungsional merupakan salah satu cara menjaga diet seimbang, bukan menggantikannya. Jus jeruk yang diperkaya kalsium tidak bisa memberi nutrisi lain misalnya protein yang Anda peroleh jika minum susu atau produk susu. Yang paling baik adalah mengandalkan makanan segar yang memasok beraneka gizi yang bekerja secara sinergis. Walaupun tidak dilarang mengkonsumsi makanan fungsional, tapi alangkah baiknya jika sebagian besar kebutuhan gizi diperoleh dari bahan makanan alami.
4. Makanan Organik
jenis makanan ini diproduksi mengikuti aturan pemerintah tanpa menggunakan pestisida, herbisida, atau zat-zat kimia lainnya yang biasa dipakai dalam pertanian konvensional. Perkembangan makanan organik di negeri ini tampak makin meningkat. Makin banyak saja makanan organik yang ditawarkan di supermarket.
Kelebihannya:
Sebuah riset yang diadakan oleh University of California at Davis mengatakan bahwa makanan organik mengandung 27% lebih banyak vitamin C, 21% lebih banyak zat besi, dan 29% lebih banyak magnesium daripada makanan non organik. Makanan olahan yang dibuat dari bahan organik juga memenuhi kriteria ini. Biarpun stempel organik bukan jaminan kualitas gizi, tapi sudah jelas kalau makanan tersebut kurang terpapar pencemaran zat kimia. Menurut suatu tes yang diadakan oleh para peneliti dari Environmental Working Group di Washington, memilih produk organik berarti menghindarkan Anda dari kemungkinan mengkonsumsi bahan kimia yang terdapat dalam konsentrasi tinggi di dalam produk-produk pertanian seperti apel, pir, atau stroberi. gaya hidup yang lebih rileks dibandingkan dengan fast food yang serba cepat dan terburu-buru. atau makan di restoran yang menyajikan bahan makanan segar.

Manfaat protein dalam kehidupan sehari-hari

Protein sangat berbeda dari karbohidarat dan lemak. Protein adalah sumber utama dari nitrogen yang merupakan elemen yang sangat penting dari setiap mahluk hidup. Fungsi utamanya membentuk jaringan tubuh dengan kandungan asam aminonya. Protein membentuk kehidupan manusia, protein selalu dihubungkan dengan mahluk hidup dan upaya untuk mengetahui bagaimana kehidupan bermula dipusatkan pada bagimana protein mulanya terbentuk.
Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh kita. Enzim protein memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Sebagai anti bodi, mereka melindugi kita dari penyakit. Hormon peptida membawa pesan-pesan yang mengkoordinasi pelangsungan aktivitas tubuh dan protein melakukan lebih banyak lagi, mereka memandu perkembangn kita dimasa kanak-kanak dan memperhatikan tubuh kita selama masa dewasa. Mereka telah membuat kita menjadi individu unik sebagaimana kita sekarang.
Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan, pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein tergantung pada dua karakteristik berikut:
1. Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama feses).
Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk.dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain yang dibutuhkan.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein
1. Perkembang jaringan
Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.
2. Kualitas protein
Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola as.aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi protein hewani bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengosumsi protein hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan as.amin.
3.Digestibilitas protein
Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat absorpsi.
4. Kandungan energi dari makanan
Jumlah yang mencukupi dari karbohidart harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidarat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.
5. Status kesehatan
Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi as.amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi.